Jumat, 18 September 2009
Download Persentasi Kelompok ERP Manufaktur
Di tunggu komentarnya y..
Kamis, 10 September 2009
Siklus Hidup Pengembangan Sistem ERP
Fase 1 Perencanaan
- Mengidentifikasi tujuan utama dan ruang lingkup proyek ERP, menentukan manajer proyek dan anggota tim lainnya
- Tugas tim proyek:
- Mendefinisikan masalah yang akan diselesaikan oleh sistem ERP dan menentukan ruang lingkup proyek secara lebih spesifik
- Mengevaluasi alternatif pendekatan pada ERP, dan biasanya berupa solusi kostumisasi, integrasi dan kombinasi paket yang akan digunakan
- Membuat jadwal dan anggaran proyek, dengan memperhatikan kelayakan dan melaporkan temuan kepada komite pengarah baik secara tertulis maupun lisan
Fase 2 Analisis
- Tim proyek membentuk kelompok kerja pada berbagai fungsi di organisasi utk mengumpulkan informasi dan mendefenisikan kebutuhan
- Tim proyek mengevaluasi vendor yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan dan membuat rekomendasi kepada tim pengarah.
- Beberapa pendekatan khusus dapat dilakukan untuk mengevaluasi beberapa alat bantu pengembangan software
- Tim proyek memilih vendor dan melakukan evaluasi lebih terinci atas vendor yang terpilih
- Tanggung jawab utama tim proyek pada fase ini adalah mengidentifikasi inisiatif rekayasa ulang proses bisnis yang mungkin diperlukan, berdasarkan paket software yang dipilih dengan bekerja sama dengan fungsi terkait.
- Jumlah rekayasa proses bisnis yang harus dilakukan bergantung pada pendekatan ERP dan paket yang dipilih
- Memilih beberapa paket dan kombinasi beberapa alternatif paket yang tersedia dan disesuaikan dengan kebutuhan
- Idealnya pada fase ini akan dihasilkan sebuah Prototype sistem ERP di berbagai area untuk menyimulasikan dan menunjukkan integrasi antarmodul kepada user.
- Dilakukan evaluasi ulang atas alternatif yang pernah diajukan sebelumnya, sehingga didapatkan persetujuan dan verifikasi kelanjutan proyek
- Pada fase ini biasanya lebih singkat waktunya jika menggunakan pendekatan satu kesatuan paket dan lebih memakan waktu jika perusahaan memilih menggunakan pendekatan kustomisasi
Fase 3 Desain
- Fase disain dimulai setelah perusahaan memutuskan vendor mana yang dipilih
- Tingkat disain tergantung pada pendekatan ERP yang dipilih
- Pada pendekatan kostumisasi, perancangan aplikasi, prototype dan database dilakukan sangat insentif
- Pendekatan prototype sangat bermanfaat dalam melengkapi identifikasi kebutuhan baik pendekatan kostumisasi, kesatuan paket ataupun kombinasi beberapa paket
- Melakukan disain hardware dan teknologi jaringan yg akan digunakan, termasuk didalamnya memilih arsitektur client-server, serta mempertimbangkan platform yang digunakan pada saat ini
- Pengguna akhir (end-user) harus mendapatkan pelatihan secara intensif atas paket-paket ERP
- Pada fase ini dimungkinkan untuk merekayasa ulang proses bisnis dalam tingkatan yang terinci dan perlunya dokumentasi yang baik
Fase 4 Implementasi
- Implementasi atau konstruksi terhadap sistem ERP disesuaikan dengan jenis proses bisnis yang pada masing-masing fungsi bisnis
- Pada pendekatan kombinasi paket, program dari beberapa vendor yang berbeda harus terintegrasi menjadi satu kesatuan sistem dengan menggunakan middleware
- Jadi pada intinya pada fase ini lebih fokus bagaimana cara mengintegrasikan paket-pekat yang ada pada sistem ERP
- Melakukan evaluasi dari implementasi yang sudah dilakukan serta melakukan verifikasi dan pengujian terhadap keseluruhan sistem
- Membuat rencana rool out sistem yang meliputi jadwal instalasi sistem diseluruh organisasi dengan pendekatan yang bisa digunakan, misalnya: pilot, parallel, dan cut-over
- Selama fase ini, semua rencana rekayasa ulang proses bisnis diterapkan, sehingga yang perlu dikaji selanjutnya adalah orang dan prosedur,
- Biasanya dengan adanya perubahan sistem dalam organisasi maka akan ada prosedur kerja baru yang harus disusun dan diterapkan
Fase 5 Dukungan Teknis
- Tujuan dari fase ini adalah untuk menjamin keberhasilan sistem jangka pendek dan jangka panjang
- Dukungan teknis sangat diperlukan dalam transisi sistem yang berlangsung dalam organisasi
- Termasuk juga dalam fase ini adalah pemeliharaan sistem ERP, pemeliharaan bisa saja meliputi koreksi kesalahan yang ditenukan oleh user, sehingga dalam tahap analisis dan disain sebaiknya dapat meminimalkan kesalahan
- Jika terjadi kesalahan diharapkan adanya respon yang cepat dari konsultan yang berpengalaman untuk tetap menjaga kepercayaan user terhadap sistem
- Pemiliharaan bisa saja dilakukan secara adaptif dengan adanya upgrade versi paket atau modul atau kostumisasi akibat adanya penambahan kebutuhan
- Perlu adanya audit sistem yang dilakukan secara berperiodik, sehingga dapat menjaga kinerja sistem secara optimal
Sub-sistem ERP
Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-Sistem antara lain : Sistem Financial, Sistem Distribusi, Sistem Manufaktur, dan Sistem Human Resource. Contoh sistem ERP komersial antara lain: SAP, Baan, Oracle, IFS, Peoplesoft dan JD.Edwards. Selain itu salah satu sistem ERP open source yang populer sekarang ini adalah Compiere.
Untuk mengetahui bagaimana Sistem ERP dapat membantu Sistem operasi bisnis kita, mari kita perhatikan suatu kasus kecil seperti di bawah ini:
Katakanlah kita menerima order untuk 100 unit Produk A. Sistem ERP akan membantu kita menghitung jumlah barang yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber daya yang ada saat ini.
Apabila sumber daya tersebut tidak mencukupi, Sistem ERP dapat menghitung berapa lagi sumberdaya yang diperlukan, sekaligus membantu kita dalam proses pengadaannya. Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, Sistem ERP juga dapat menentukan cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam proses ini, tentunya segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam Sistem ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi dari 100 unit tersebut.
Cakupan database tunggal di ERP
Hal ini sangat umum di sektor ritel [sunting], di mana bahkan seorang pengecer menengah akan memiliki diskrit Point-of-Sale (POS) Finansial produk dan aplikasi, kemudian serangkaian aplikasi khusus untuk menangani kebutuhan bisnis seperti gudang manajemen, staf rostering, merchandising dan logistik.
Idealnya, ERP memberikan database tunggal yang berisi semua data untuk perangkat lunak modul, yang akan mencakup:
Manufaktur
Engineering, Bills of Material, Scheduling, Capacity, Workflow Management, Quality Control, Cost Management, Manufacturing Process, Manufacturing Projects, Manufacturing Flow
Supply Chain Management
Inventory, Order Entry, Purchasing, Product Configurator, Supply Chain Perencanaan, Penjadwalan Supplier, Inspeksi barang, Klaim Pengolahan, Komisi Perhitungan
Financials
General Ledger, Cash Management, Account Payable, Account Receivable, Fixed Assets
Proyek
Penetapan biaya, Penagihan, Waktu dan Biaya, Manajemen Kegiatan
SDM
Human Resources, Payroll, Training, Time & Attendance, Rostering, Manfaat
Customer Relationship Management
Penjualan dan Pemasaran, Komisi, Service, Customer Contact and Call Center support
Data Warehouse
dan berbagai Swalayan antarmuka untuk Pelanggan, Pemasok, dan Karyawan
Enterprise Resource Planning adalah istilah yang aslinya berasal dari perencanaan sumber daya manufaktur (MRP II) yang mengikuti perencanaan kebutuhan bahan (MRP).
MRP berevolusi menjadi ERP ketika "rute" menjadi bagian utama dari arsitektur perangkat lunak dan perencanaan kapasitas perusahaan juga kegiatan menjadi bagian dari kegiatan perangkat lunak standar. [Sunting] sistem ERP biasanya menangani manufaktur, logistik, distribusi, inventaris, pengiriman , faktur, dan akuntansi untuk sebuah perusahaan. Enterprise Resource Planning atau perangkat lunak ERP dapat membantu dalam mengendalikan berbagai kegiatan usaha, seperti penjualan, pemasaran, pengiriman, penagihan, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas, dan manajemen sumber daya manusia.
Keuntungan menggunakan ERP
-Integrasi data keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik
-Standarisasi Proses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk
-Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda
-Keuntungan yg bisa diukur
Penurunan inventori
Penurunan tenaga kerja secara total
Peningkatan service level
Peningkatan kontrol keuangan
Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi
Memilih ERP
-Latar Belakang
Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa menjadi mimpi buruk
ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil di perusahaan yang lain
-Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yg tepat
Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrim, evaluasi pilihan ERP menghasilkan rekomendasi untuk tidak membeli ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang ada
Tidak ada ‘keajaiban’ dalam ERP software. Keuntungan yang didapat dari ERP adalah hasil dari persiapan dan implementasi yang efektif
Tidak ada software atau sistem informasi yang bisa menutupi business strategy yang cacat dan business process yang ‘parah’
-Secara singkat, tidak semua ERP sama kemampuannya dan memilih ERP tidaklah mudah (paling tidak, tidaklah sederhana), dan memilih ERP yang salah akan menjadi bencana yang mahal
3 syarat sukses ERP
-Knowledge
-Experience
-Knowledge & Experience
Knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancar
Experience adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan
Knowledge tanpa experience menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan
Experience tanpa knowledge bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yg cukup
Sejarah ERP
ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Asal istilah
MRP vs ERP - Manufaktur sistem manajemen telah berkembang secara bertahap selama 30 tahun dari cara sederhana menghitung kebutuhan bahan untuk otomatisasi dari seluruh perusahaan. Sekitar tahun 1980, lebih-banyaknya perubahan pada ramalan penjualan, penyesuaian kembali entailing terus-menerus dalam produksi, serta parameter unsuitability ditetapkan oleh sistem, yang dipimpin MRP (Material Requirement Planning) untuk berkembang menjadi sebuah konsep baru: Manufacturing Resource Planning (atau MRP2 ) dan akhirnya generik konsep Enterprise Resource Planning (ERP)
Inisial ERP berasal sebagai perpanjangan dari MRP (bahan persyaratan perencanaan kemudian perencanaan sumber daya manufaktur) dan CIM (computer-integrated manufacturing) dan diperkenalkan oleh perusahaan riset dan analisis Gartner. Sistem ERP mencoba untuk mencakup semua fungsi dasar dari suatu perusahaan, terlepas dari organisasi bisnis atau piagam. Non-manufaktur usaha, organisasi nirlaba dan pemerintah sekarang semua menggunakan sistem ERP.
Untuk dipertimbangkan sebuah sistem ERP, sebuah paket perangkat lunak harus menyediakan fungsi setidaknya dua sistem. Sebagai contoh, sebuah paket perangkat lunak yang menyediakan kedua penggajian dan fungsi akuntansi secara teknis bisa dianggap sebagai sebuah paket perangkat lunak ERP.
Namun, istilah ini biasanya diperuntukkan bagi lebih besar, lebih luas aplikasi berbasis. Pengenalan sistem ERP untuk menggantikan dua atau lebih mandiri aplikasi menghilangkan kebutuhan untuk antarmuka eksternal diperlukan antara sistem sebelumnya, dan memberikan manfaat tambahan yang berkisar dari standarisasi dan pemeliharaan lebih rendah (sistem satu bukan dua atau lebih) untuk lebih mudah dan / atau lebih pelaporan kemampuan (seperti biasanya semua data disimpan dalam satu database).
Rabu, 09 September 2009
ERP?
sistem upaya untuk mengintegrasikan beberapa sumber data dan proses suatu organisasi menjadi sistem terpadu. Tipikal sistem ERP akan menggunakan beberapa komponen perangkat lunak komputer dan perangkat keras untuk mencapai integrasi. Bahan utama dari kebanyakan sistem ERP adalah penggunaan database yang bersatu untuk menyimpan data untuk beragam modul sistem.
Dua komponen utama dari sebuah sistem ERP adalah Common database dan desain perangkat lunak modular. Database yang umum adalah sistem yang memungkinkan setiap departemen dari perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi secara real-time. Menggunakan database yang umum memungkinkan informasi untuk menjadi lebih dapat diandalkan, mudah diakses, dan mudah berbagi. Selain itu, perangkat lunak modular desain adalah berbagai program yang dapat ditambahkan pada dasar individu untuk meningkatkan efisiensi bisnis. Meningkatkan bisnis ini dengan menambahkan fungsionalitas, mencampur dan mencocokkan program dari vendor yang berbeda, dan memungkinkan perusahaan untuk memilih modul untuk melaksanakan. Software desain modular ini link ke database umum, sehingga semua informasi antara departemen dapat diakses secara real time.